Ketidakpastian memuncak lantaran
optimisme terhadap resolusi "jurang fiskal" AS terguncang oleh sikap
dari anggota parlemen Partai Republik yang membatalkan voting terhadap
rencana pemotongan pajak. Proposal yang di usung Partai Republik
tersebut gagal mendapatkan dukungan yang cukup, sehingga hal itu akan
membawa ancaman adanya sebuah resesi di negeri Paman Sam.
Kabar terakhir menyebutkan bahwa pihak
House of Representatives AS akan menunda diskusi hingga setelah Natal,
dan pasar menilai hal itu seolah-olah menghentikan perundingan di saat
muncul dilema mengenai jurang fiskal AS.
Surutnya optimisme investor tersebut
menyebabkan angin koreksi menerpa seluruh bursa saham utama Asia, tak
terkecuali bursa saham Korea Selatan – Kospi. Indeks bursa negeri
gingseng itu menutup akhir pekan dengan mencatat pelemahan mingguan kali
pertama dalam lima pekan terakhir akibat para investor merasa kecewa
dengan perkembangan terakhir dari pembahasan fiskal AS. Indeks Korea
Composite Stock Price Index (KOSPI) berakhir ditutup turun 0.95 persen
pada level 1,980.42 atau merosot sebanyak -19.08 poin, dan menorehkan
kerugian mingguan sebesar 0.7 persen.
Namun demikian prospek negeri gingseng
ini akan mendapatkan tren pertumbuhan yang pesat tahun depan seiring
presiden yang baru saat ini - Park Geun Hye, akan meninggalkan kebijakan
pengetatan fiskal namun lebih meningkatkan spending untuk
kesejahteraan rakyat. Park Geun-hye merupakan tokoh penting konservatif
dari partai yang saat ini berkuasa, dan menang dalam pemilihan presiden
di Korea Selatan pada hari Rabu, 19 Desember 2012 lalu. Dirinya
mengalahkan kandidat utama wanita, Moon Jae-in, yang berprofesi sebagai
pengacara hak asasi manusia.
Dan meski kali ini terkoreksi, setidaknya
bulan Desember ini merupakan anti klimaks perjuangan Kospi sepanjang
tahun 2012 setelah indeks menorehkan level tertinggi lebih dari dua
bulan terakhir pada 20 Desember lalu. Kospi mencatat level terbaiknya
pada 2,006.08 yang merupakan angka tertinggi sejak 5 Oktober silam dan
terbentuk dari rally beruntun sejak mencatat level terendah pada
pertengahan November. Sementara indeks Kospi-futures atau
kontrak berjangka (KSc1) turut melejit ke titik tertinggi 266.15 yang
merupakan angka tertinggi sejak awal Oktober silam.
Pondasi Fundamental Kian Kokoh
Sukses kinerja Kospi tak lepas dari
positifnya sederet data ekonomi dari China maupun Korea Selatan
sepanjang bulan November-Desember. Sentimen pasar dibangkitkan oleh
angka manufaktur China yang melonjak hingga ke level tinggi dalam 7
bulan terakhir di November. Sedangkan aktivitas manufaktur Korea Selatan
versi HSBC turut naik di November meskipun masih berada di zona
kontraksi. Selain itu minat investor terhadap pasar juga tertopang oleh
pertumbuhan ekspor Korea Selatan yang meningkat secara menakjubkan di
angka 3.9% di bulan November dari bulan sebelumnya pada 1.1%.
Sentimen positif kian melambung setelah
muncul pernyataan dari pemimpin China - Xi Jinping, yang mengatakan
Beijing akan menjaga otonomi kebijakan ekonominya di tahun 2013 untuk
memastikan pertumbuhan yang stabil di negeri Tirai Bambu tersebut.
Optimisme pasar akhirnya terakumulasi
sehingga memicu keyakinan di kalangan eksportir bahwa kondisi ‘recovery’
itu akan ikut memulihkan sisi permintaan (demand). Maka tak
heran bila raksasa Samsung Electronics, produsen smart-phone terbesar
dunia menjadi pionir termakmur sejagat lantaran labanya yang terus
menggelembung berkat tumbuhnya ekspektasi produknya yang bakal terus
meningkat.
Harga per lembar saham dari raksasa
Samsung mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah di bulan Desember
lalu hingga mencapai 1.536.000 won/lembar (14 Desember 2012). Angka itu
tercapai berkat positifnya prospek pendapatan kuartal IV serta kuatnya
minat asing terhadap saham teknologi lokal. Sementara rekan senegaranya
SK Hynix, produsen chip raksasa dunia, dengan ‘pede’ akan terus
berekspansi setelah pendapatan operasional kuartal IV juga diproyeksikan
meningkat pesat.
Alhasil, pondasi fundamental yang kokoh
tersebut memperkuat ekspektasi pasar bahwa pemulihan pertumbuhan ekonomi
global kini telah berada di jalur yang aman dan akan menaikkan minat
investor terhadap aset beresiko seperti saham. Di Korea Selatan, selain
teknologi, saham sektor shipbuilding dan konstruksi masih akan menarik untuk dikoleksi karena sektor tersebut merupakan yang paling sensitif terhadap outlook ekonomi terutama dari China.
Analisa Teknikal
Dari sisi teknikal, secara umum indeks Kospi – Korea Selatan futures (KSc1) masih akan berpijak di jalur tren bullish seiring indikator MACD dan Stochastic serta Moving Average nampak terkondisi uptrend.
Kospi diperkirakan bakal menapaki resisten penting 268.05 untuk
melanjutkan ke resisten utama 275.00 hingga mengalami konsolidasi di
area ini.
Namun bila Kospi masih memiliki power
untuk rally, target selanjutnya adalah resisten 280.00 hingga 285.00.
Sementara koreksi nampak akan terbatas namun setidaknya akan berpotensi
ke support 259.55 (retrace 23.6% Fibonacci) kemudian 254.20 (retrace
38.2%) dan 249.85 (retrace 50%) hingga 245.50 (retrace 61.8%).
Berikut Grafik KOSPI-futures (KSc1) weekly, sumber: Thomson Reuters
@
0 comments:
Post a Comment - Kembali ke Konten