Mengupas News dan Analisa terkini Forex, Index Saham, Komoditi, CFD.

Prospek Cerah Negeri Gingseng di Era Baru Kepemimpinan

Secara umum pasar Asia mengalami koreksi di perdagangan akhir pekan (Jumat, 21/12) terutama akibat merebaknya lagi ketidakpastian penyelesaian masalah fiskal Amerika Serikat (AS).
Ketidakpastian memuncak lantaran optimisme terhadap resolusi "jurang fiskal" AS terguncang oleh sikap dari anggota parlemen Partai Republik yang membatalkan voting terhadap rencana pemotongan pajak. Proposal yang di usung Partai Republik tersebut gagal mendapatkan dukungan yang cukup, sehingga hal itu akan membawa ancaman adanya sebuah resesi di negeri Paman Sam.
Kabar terakhir menyebutkan bahwa pihak House of Representatives AS akan menunda diskusi hingga setelah Natal, dan pasar menilai hal itu seolah-olah menghentikan perundingan di saat muncul dilema mengenai jurang fiskal AS.
Surutnya optimisme investor tersebut menyebabkan angin koreksi menerpa seluruh bursa saham utama Asia, tak terkecuali bursa saham Korea Selatan – Kospi. Indeks bursa negeri gingseng itu menutup akhir pekan dengan mencatat pelemahan mingguan kali pertama dalam lima pekan terakhir akibat para investor merasa kecewa dengan perkembangan terakhir dari pembahasan fiskal AS. Indeks Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) berakhir ditutup turun 0.95 persen pada level 1,980.42 atau merosot sebanyak -19.08 poin, dan menorehkan kerugian mingguan sebesar 0.7 persen.
Namun demikian prospek negeri gingseng ini akan mendapatkan tren pertumbuhan yang pesat tahun depan seiring presiden yang baru saat ini - Park Geun Hye, akan meninggalkan kebijakan pengetatan fiskal namun lebih meningkatkan spending untuk kesejahteraan rakyat. Park Geun-hye merupakan tokoh penting konservatif dari partai yang saat ini berkuasa, dan menang dalam pemilihan presiden di Korea Selatan pada hari Rabu, 19 Desember 2012 lalu. Dirinya mengalahkan kandidat utama wanita, Moon Jae-in, yang berprofesi sebagai pengacara hak asasi manusia.
Dan meski kali ini terkoreksi, setidaknya bulan Desember ini merupakan anti klimaks perjuangan Kospi sepanjang tahun 2012 setelah indeks menorehkan level tertinggi lebih dari dua bulan terakhir pada 20 Desember lalu. Kospi mencatat level terbaiknya pada 2,006.08 yang merupakan angka tertinggi sejak 5 Oktober silam dan terbentuk dari rally beruntun sejak mencatat level terendah pada pertengahan November. Sementara indeks Kospi-futures atau kontrak berjangka (KSc1) turut melejit ke titik tertinggi 266.15 yang merupakan angka tertinggi sejak awal Oktober silam.  
Pondasi Fundamental Kian Kokoh
Sukses kinerja Kospi tak lepas dari positifnya sederet data ekonomi dari China maupun Korea Selatan sepanjang bulan November-Desember. Sentimen pasar dibangkitkan oleh angka manufaktur China yang melonjak hingga ke level tinggi dalam 7 bulan terakhir di November. Sedangkan aktivitas manufaktur Korea Selatan versi HSBC turut naik di November meskipun masih berada di zona kontraksi. Selain itu minat investor terhadap pasar juga tertopang oleh pertumbuhan ekspor Korea Selatan yang meningkat secara menakjubkan di angka 3.9% di bulan November dari bulan sebelumnya pada 1.1%.
Sentimen positif kian melambung setelah muncul pernyataan dari pemimpin China - Xi Jinping, yang mengatakan Beijing akan menjaga otonomi kebijakan ekonominya di tahun 2013 untuk memastikan pertumbuhan yang stabil di negeri Tirai Bambu tersebut.
Optimisme pasar akhirnya terakumulasi sehingga memicu keyakinan di kalangan eksportir bahwa kondisi ‘recovery’ itu akan ikut memulihkan sisi permintaan (demand). Maka tak heran bila raksasa Samsung Electronics, produsen smart-phone terbesar dunia menjadi pionir termakmur sejagat lantaran labanya yang terus menggelembung berkat tumbuhnya ekspektasi produknya yang bakal terus meningkat.   
Harga per lembar saham dari raksasa Samsung mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah di bulan Desember lalu hingga mencapai 1.536.000 won/lembar (14 Desember 2012). Angka itu tercapai berkat positifnya prospek pendapatan kuartal IV serta kuatnya minat asing terhadap saham teknologi lokal. Sementara rekan senegaranya SK Hynix, produsen chip raksasa dunia, dengan ‘pede’ akan terus berekspansi setelah pendapatan operasional kuartal IV juga diproyeksikan meningkat pesat.
Alhasil, pondasi fundamental yang kokoh tersebut memperkuat ekspektasi pasar bahwa pemulihan pertumbuhan ekonomi global kini telah berada di jalur yang aman dan akan menaikkan minat investor terhadap aset beresiko seperti saham. Di Korea Selatan, selain teknologi, saham sektor shipbuilding dan konstruksi masih akan menarik untuk dikoleksi karena sektor tersebut merupakan yang paling sensitif terhadap outlook ekonomi terutama dari China.

Analisa Teknikal
Dari sisi teknikal, secara umum indeks Kospi – Korea Selatan futures (KSc1) masih akan berpijak di jalur tren bullish seiring indikator MACD dan Stochastic serta Moving Average nampak terkondisi uptrend. Kospi diperkirakan bakal menapaki resisten penting 268.05 untuk melanjutkan ke resisten utama 275.00 hingga mengalami konsolidasi di area ini.
Namun bila Kospi masih memiliki power untuk rally, target selanjutnya adalah resisten 280.00 hingga 285.00. Sementara koreksi nampak akan terbatas namun setidaknya akan berpotensi ke support 259.55 (retrace 23.6% Fibonacci) kemudian 254.20 (retrace 38.2%) dan 249.85 (retrace 50%) hingga 245.50 (retrace 61.8%).
Berikut Grafik KOSPI-futures (KSc1) weekly, sumber: Thomson Reuters  



@



0 comments:

Post a Comment - Kembali ke Konten

Powered by Blogger.
Prospek Cerah Negeri Gingseng di Era Baru Kepemimpinan